Apa aja yang harus disiapin buat tes kuantitatif TPA Bappenas?

Hanifa Eka
4 min readJan 20, 2021

--

Kembali lagi dalam tulisan curahan-hati-yang-berpura-pura-sebagai-tips-supaya-ada-yang-tertarik-baca (haha). Semua poin yang ada di bawah ini adalah catatan saat saya mempelajari TPA Bappenas saat Seleksi CPNS 2019. Yap. Tes pertama SKB Bappenas itu hlo.

Photo by Joshua Hoehne on Unsplash

Buat saya, tes ini sulit. Jadi karena kesan mendalam yang diberikan tes ini (dalam hidup saya, astaga kayak trauma ya ahaha), lahirlah banyak tulisan terkait hal tersebut. Baca dong, biar saya senang soalnya tulisan saya ada yang baca (lah malah opo).

Oke langsung aja. Berikut adalah catatan belajar saya saat belajar tes kuantitatif TPA Bappenas.

  1. Buka lagi catatan berbagai konversi satuan ukuran. Misalnya liter — cm3 , ton-kg, ton-kwintal, kg-ons, lusin, kodi, rim, dan hektar. Kalau bisa hapal, kamu bakal terbantu banget saat tes. Ngga ada cara instan untuk membiasakan diri mengonversikan ukuran selain dengan latihan soal. Jadi perbanyaklah latihan soal.
  2. Hapalkan rumus deret aritmatika dan deret geometri. Lalu latih logika penggunaannya dengan berbagai studi kasus. Contohnya “Jika x = jumlah semua bilangan genap di bawah 50 dan y = jumlah bilangan gasal di bawah 50, maka…” nah soal kayak gitu pakai deret aritmatika karena angka yang ditambahkan itu hasil pertambahan, bukan perkalian (lol, mudeng please, aku kesulitan nih menjelaskannya). Kalau soalnya “Pada saat awal diamati, 8 virus jenis tertentu setiap 24 jam membelah diri menjadi 2. Jika setiap 96 jam, seperempat dari seluruh virus dibunuh, berapakah jumlah virus pada hari keenam?” pakailah deret geometri karena yang pertambahan virus adalah hasil perkalian (dengan pangkat). Pahami baik baik. Belajarlah logika penggunaan deret arimatika dan geometri agar lebih cepat mengatur otak saat akan mengerjakan soal macam ini.
  3. Pelajari perhitungan suku bunga tunggal, pembayaran kredit, dan logika perhitungannya. Karena kadang ada soal yang terkait dengan uang dan bunga bank. Biasanya soal tipe ini ngga terlalu sulit jika sudah memahami rumusnya. Contohnya “Yuli menabung di bank X dengan suku bunga tunggal 12% selama 10 bulan. Jika setelah 10 bulan uang Yuli di bank menjadi Rp2.200.000,00, besar uang yang ditabung mula-mula adalah…” Jangan langsung mengerjakan saat pertama kali membaca soal. Bayangin dulu secara utuh dan susun logikanya. Lalu berhati-hatilah saat menghitungnya ya.
  4. Pelajari peluang, permutasi, dan kombinasi secara mendalam. Sekali lagi: pahami logika penggunaannya. Karena ini materi zaman sekolah, saya install aplikasi Zenius (yhaa promosi) karena semua materi tersebut bisa dipelajari secara mendalam dan didapatkan dengan gratis. Kukasih contoh soal yang membuatku bingung (karena saat itu belum memahami peluang, permutasi, dan kombinasi). “Dalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 2 bola hijau. Dari kotak itu diambil 2 bola sekaligus secara acak, peluang dua bola yang terambil berwarna merah adalah…” Setelah kupelajari, ini pakai rumus kombinasi karena bola yang sudah diambil akan dikembalikan ke kotak.
  5. Ketahui perbedaan antara bilangan asli, bilangan bulat, bilangan cacah, bilangan real, dan bilangan rasional. Iya itu tuh sesuatu yang sangat mendasar dalam matermatika. Jangan mager buka buka pelajaran masa lalu. Anggep aja nostalgia zaman SMP atau SMA. Dulu saya pernah menemukan soal bunyinya “Diketahui dua bilangan bulat positif. Hasil kalinya yaitu a x b = 18. Nilai maksimum dari a + b - 3 = …” Nah kalau ngga hapal nama-nama bilangan kan eman yak, padahal soalnya ngga terlalu sulit.
  6. Soal TPA Bappenas akan terasa suangat sulit jika kamu langsung terjun mengerjakan soal begitu membaca kalimat pertamanya saja. Pastikan kamu membaca keseluruhan soal (secara cepat) dan (sesegera mungkin) mendapatkan gambaran soalnya secara utuh. Kalau kubaca, setiap soal dirancang dengan logika yang sederhana (namun menggunakan angka yang bikin mental jatuh seperti 0,92563 atau akar yang bertumpuk-tumpuk). Angka seperti itu juga dibuat lebih susah jika pertanyaannya seputar “lebih besar mana antara x dan y?” Jaga mental dan ketenangan ya. Bacalah soal sampai akhir. Yakin deh kalau kamu udah ‘nangkep’ logika soal, mengerjakannya akan jauh lebih mudah.
  7. Hapalkan beberapa konversi huruf ke angka untuk membantu mengerjakan deret huruf dengan cepat. Ingat ya, dalam TPA Bappenas, waktu begitu berharga. Seingat saya, dengan mengingat beberapa huruf ‘kunci’, proses menghapalnya tidak terlalu sulit. Contohnya A=1, E=5, J=10, O=15, T=20, V=22. Hapalkan, lalu coba kerjakan soal.
  8. Menurut saya, kalau mau dapat skor minimal 565, cara amannya adalah dengan memastikan kamu mengerjakan dan menjawab dengan benar lebih dari 50% total soal kuantitatif. Setidaknya lebih dari 45 atau 50 gitu. Sisa soal kuantitatif dikerjakan ngarang sepertinya tidak masalah kalau 50% soal sudah dikerjakan dengan benar.
  9. Kata teman saya yang jago mengarang jawaban, kalau mau mengarang, pilihlah satu jawaban dan tembak lurus. Misal D yaa D semua sekalian. Kata dia, cara ini bagus untuk memperbesar peluang ‘tidak sengaja’ memilih jawaban benar.
  10. Seperti yang pernah kutulis sebelumnya, menghitamkan jawaban itu butuh waktu. Jadi kalau mau ngarang, sisakan 5–10 menit untuk menghitamkan jawaban yang masih kosong. Menghitamkan jawaban itu butuh waktu hlo ya! Jangan mengalokasikan waktu terlalu sedikit (misal 1–4 menit saja) kalau yang kosong masih banyak (misalnya lebih dari 20 soal).

Namanya juga tips mengerjakan soal, cocok-cocokan lah ya. Kalau misal kamu merasa strategi yang saya tulis di sini tuh kurang cocok denganmu yo ndapapa. Selaw aja. Cari cara belajar lain. Good luck!

nb: Kasih tau tulisan ini ke orang-orang sekitarmu yang mau ambil TPA Bappenas dong, biar medium ini agak rame. Hehe.

--

--

Hanifa Eka

mba mba yang memelihara kucing dan membacakan dongeng