Setelah Nonton: Ada Cinta di SMA (2016)

Hanifa Eka
2 min readDec 7, 2020

--

Sejak pertama kali mengetahui bahwa film ini diputar di bioskop, saya ngga punya keinginan nonton. “CJR emang populer, palingan isi filmnya tidak menarik dan dirilis cuma untuk menambah popularitasnya aja,” gitu ekspektasi saya. Tapi penilaian ngasal (ya tentu saja ngasal karena tanpa dasar) ini digoyahkan oleh review film ini di ngepop.com.

Ada banyak pujian untuk ACdS dalam review tersebut. Bahkan Aef (penulis review) dengan senang hati menyebut ACdS adalah suksesor AAdC.

“Let’s give it a try. Mumpung ada di Viu juga,” gitu pikir saya, lalu berusaha nonton tanpa ekspektasi. Eh benar. Ada Cinta di SMA adalah film yang menyenangkan.

Film ini tidak betul betul sempurna. Mungkin karena tokohnya ada banyak, maka tidak semua mendapat kedalaman karakter yang sama. Ada yang sebegitu mendalam sampai kita tahu bahwa ia memiliki trauma di masa lalu (contoh bapaknya Kiki).

Ada juga yang kita cuma tahu sedikit meskipun ia tokoh yang cukup penting. Contohnya Bella. Dari awal film sampai akhir, penonton tau sebatas ia suka baca buku, ikut les, manis, dan bertetangga dengan Kiki. Penonton tidak tahu bagaimana karakter atau sifat lainnya. Sehingga ketika (hampir) credit title ia bicara banyak, saya agak bingung. “Hah, ini Bella?”

Beberapa hal juga serba nanggung. Misal isi protes Bu Melati yang muncul tapi tidak ada kelanjutannya meski calon kandidat ketua OSIS pada akhirnya cuma dua. Juga kasus korupsi yang menjerat ibunya Ayla yang tiba-tiba selesai begitu saja. Relasi romantis antara Aldi dan Tara pun membuat kaget, kesannya mereka dihubungkan hanya supaya mereka semua punya pasangan.

Tapi di luar itu semua, film ini patut diapresiasi. Terutama proses pemilihan ketua OSIS yang cukup realistis. Lalu juga cerita tentang anak-anak SMA yang semangat eksplorasinya menggebu-gebu dan kisah cintanya. Cukup mengagetkan sampai bisa menimbulkan cuitan (?) di kepala, “HEH APA INI KOK TIBA-TIBA MENGGEMASKAN BANGET??”

--

--

Hanifa Eka

mba mba yang memelihara kucing dan membacakan dongeng