Menimbang Apa yang Sudah Ada Sebelum Mengejar Kebutuhan Lainnya
Tanggal 15 Desember 2019, saya mengikuti sebuah diskusi berjudul Know Your Value.
Saat sudah memasuki sesi mbak psikolog berbicara, ia menjelaskan konsep hierarki kebutuhan Maslow secara mendalam. Juga memberi contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mbak psikolog menjelaskan, kebutuhan dasar manusia secara naluriah itu ada lima. Berikut kutuliskan juga contoh-contohnya ya.
- Fisiologis : makan, minum, tidur, mandi, kesehatan
- Rasa aman : tempat tinggal, kendaraan, pekerjaan, ‘tempat pulang’
- Dicintai : kedekatan, perlakuan baik oleh keluarga, pasangan, pertemanan
- Penerimaan sosial : dihargai, diakui, dianggap ada, diterima sebagai manusia seutuhnya
- Aktualisasi diri : pengembangan diri
Ada lima kebutuhan dasar dan sebaiknya dipenuhi secara urut. “Jika memenuhinya secara acak, kemungkinannya ambyar sih,” gitu kata mbak psikolog.
Coba bayangkan, pendapat kita dihargai dan diterima atasan, tetapi langit-langit kosan lagi bocor sehingga malam itu kasur agak basah dan kita ngga bisa tidur lelap. Atau sepanjang hari itu kita bisa nongkrong sama teman, tetapi kita belum punya pekerjaan. Ada perasaan ngga nyaman kan ya? Itu karena kebutuhan yang lebih mendasar belum terpenuhi.
Secara teori, memang semudah itu memahaminya. Tapi secara realita, kita bisa aja sering ambyar dan resah karena lupa kalau ada hierarki kebutuhan dasar manusia.
Misalnya ingin resign karena jam kerja sering menghalangi kesempatan diri untuk ikutan pelatihan/diskusi ciamik di luar sana. Mari kita bedah satu-satu.
- Mengikuti pelatihan/diskusi itu sebenarnya bagus. Ngejar pengembangan diri kan? Oke, dalam hierarki kebutuhan, kebutuhan yang mbok kejar ada dalam kategori aktualisasi diri.
- Coba ingat lagi apa manfaat yang didapat saat memiliki pekerjaan. Uang untuk menghidupi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan). Pekerjaan itu sendiri juga memberikan ‘sesuatu’ yang tidak mudah dijelaskan. Semua itu ada dalam kategori fisiologis dan rasa aman.
- Inget ya, mbak psikolog tadi menjelaskan bahwa perasaan tidak nyaman bisa saja muncul jika kebutuhan tidak dipenuhi secara berurutan.
- Kalau jadi resign, kebutuhan fisiologis dan rasa aman kemungkinan tidak lagi terpenuhi. Sehingga meskipun kita bisa ikut pelatihan/diskusi dan kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi, kita bisa merasa kurang nyaman dan tidak bahagia.
Gitu itu hlo penerapannya. Pas mendengarkan konsep itu dari mbak psikolog, saya tercengang. “Oh pantes yang dulu dulu itu rasanya tidak nyaman. Padahal sudah mendapatkan yang diinginkan hlo! Ternyata saya mengabaikan kebutuhan yang lebih mendasar.”
Pemahaman atas hierarki kebutuhan Maslow membuat saya lebih objektif dan berhati-hati membuat keputusan. Melihat lagi kebutuhan yang sudah terpenuhi. Lalu menimbang berkali-kali apakah mau mengejar/memenuhi kebutuhan yang baru.
Kalau lanjut mau ngejar, saya akan memastikan bisa memenuhi dan menjaga kebutuhan yang lebih mendasar.
Oh ya, mbak psikolog itu bilang bahwa meskipun kita semua berhasil memenuhi lima kebutuhan tersebut, pasti ada aja hal yang membuat salah satunya hilang. Mungkin yang nomor 4, 2, atau bahkan 1. Kalau situasi itu terjadi, nggapapa. Kita penuhi semuanya dari awal lagi.