Apa aja yang harus disiapin buat tes verbal TPA Bappenas?

Hanifa Eka
2 min readDec 24, 2020

--

Sejujurnya saya tidak tahu ini kategorinya tips atau curahan hati. Mungkin sebutannya dokumentasi belajar kali ya. Karena semua poin di sini adalah catatan saat saya persiapan menghadapi TPA Bappenas. Hohoho

  1. Catat dan cari tahu lebih mendalam kata-kata yang tidak kamu ketahui setiap mengerjakan latihan soal. Misal kata-kata verbal yang tidak umum seperti Ardi, Konspirasi, Bonanza, Ladi, Jaka, Abap, Jenggala, dll. Carilah arti dan sinonimnya di KBBI, website sinonim kata, dan referensi lain yang bisa dipercaya.
  2. Pernah denger strategi “dalam tes antonim biasanya di pilihan jawaban pasti ada beberapa sinonim kata, jadi cari aja dan hindari itu” ? Kalau ngerjain TPA Bappenas, kayaknya strategi tersebut kurasa kurang bisa diterapkan deh. Hampir semua opsinya itu tidak mengandung sinonim kata (=kata yang dijadiin soal). Kamu mau tidak mau mencari jawaban murni dari pengetahuanmu. Btw kadang-kadang juga ada jebakan (misal ada kata-kata yang mirip bunyinya dengan soal). Mantap kan? Jadi jangan mager memperkaya kosa kata ya.
  3. Berdasarkan perasaan saya (aahaha perasaan), tulisan di subtes verbal ada dua jenis. Satunya mudah. Sementara satunya lagi menggunakan kata-kata yang lebih sulit dipahami (alias berat banget, rasane aku mo nanges, misuh, dan berteriak “HAH IKI OPO”). Jadi kerjakan yang lebih mudah dulu karena waktu sangat terbatas ya.
  4. Untuk menghindari penyesalan saat mengerjakan soal di hari ujian, latihlah kemampuan membaca cepat dan memahami kata. Pastikan kamu membaca satu tulisan baru (yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar) setiap hari. Misalnya dengan menyalakan notifikasi website atau berlangganan newsletter (semacam surat kabar yang dikirimkan langsung ke e-mail sesuai dengan jadwal). Dengan cara ini, kamu akan terbiasa berkonsentrasi dalam jangka waktu panjang dan memahami tulisan dengan cepat (tanpa skimming). Perkaya juga jenis bacaan agar terbiasa membaca arah berpikir (banyak) penulis. Kalau saya tuh berlangganan newsletter Asumsi, membaca essay-nya Cak Nun, essay di The Conversation, tulisannya Dea Anugrah, dan tulisan-tulisan di Indoprogress.
  5. Semakin banyak ragam tulisan yang kamu baca, nanti makin banyak kata yang akan kamu temukan. Nah, ketika kamu menemukan suatu kata yang umum tapi tidak pernah kamu ketahui artinya (contohnya hipokrit, referendum, sulur, liyan, kisruh, filantropi, reklamasi, derma, gen, manipulasi, tren, gencar, kidung, sporadis), catat tuh. Terus cari artinya di KBBI untuk mencari sinonim dan padanan katanya. Lakukan juga pada kata yang ngga umum (contohnya renjana, amtenar, keker). Lakukan itu semua setiap hari. Ingat ya: baca satu tulisan baru, catat dan cari arti beberapa kata yang belum pernah kamu pahami sebelumnya. Cara ini benefitnya besar banget untuk mengerjakan sub-tes verbal.

Namanya juga cara belajar, cocok-cocokan lah ya. Kalau misal kamu merasa cara belajar yang ada di sini tuh kurang cocok denganmu yo ndapapa. Selaw aja. Cari cara belajar lain. Good luck!

--

--

Hanifa Eka

mba mba yang memelihara kucing dan membacakan dongeng